Teknologi Tepat Guna
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Teknologi tepat guna adalah ada sebuah gerakan idelogis (termasuk manifestasinya) yang awalnya diartikulasikan sebagai intermediate technology oleh seorang ekonom bernama Dr. Ernst Friedrich "Fritz" Schumacher dalam karyanya yang berpengaruh, Small is Beautifull.[1] Walaupun nuansa pemahaman dari teknologi tepat guna sangat beragam di antara banyak bidang ilmu dan penerapannya, teknologi tepat guna umumnya dikenal sebagai pilihan teknologi beserta aplikasinya yang mempunyai karakteristik terdesentralisasi, berskala relatif kecil, padat karya, hemat energi, dan terkait erat dengan kondisi lokal.[2] Secara umum, dapat dikatakan bahwa teknologi tepat guna adalahteknologi yang dirancang bagi suatu masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan[3]. Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif seminimal mungkin dibandingkan dengan teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi banyak limbah dan mencemari lingkungan.[4] Baik Schumacher maupun banyak pendukung teknologi tepat guna pada masa modern juga menekankan bahwa teknologi tepat guna adalah teknologi yang berbasiskan pada manusia penggunanya.[5][6]
Teknologi tepat guna paling sering didiskusikan dalam hubungannya dengan pembangunan ekonomi dan sebagai sebuah alternatif dari proses transfer teknologi padat modal dari negara-negara industri maju ke negara-negara berkembang.[5][7] Namun, gerakan teknologi tepat guna dapat ditemukan baik di negara maju dan negara berkembang. Di negara maju, gerakan teknologi tepat guna muncul menyusul krisis energi tahun 1970 dan berfokus terutama pada isu-isu lingkungan dan keberlanjutan (sustainability). Di samping itu, istilah teknologi tepat guna di negara maju memiliki arti yang berlainan, seringkali merujuk pada teknik atau rekayasa yang berpandangan istimewa terhadap ranting-ranting sosial dan lingkungan.[8] Secara luas, istilah teknologi tepat guna biasanya diterapkan untuk menjelaskan teknologi sederhana yang dianggap cocok bagi negara-negara berkembang atau kawasan perdesaan yang kurang berkembang di negara-negara industri maju.[4][9] Seperti dijelaskan di atas, bentuk dari "teknologi tepat guna" ini biasanya lebih bercirikan solusi "padat karya" daripada "padat modal". Pada pelaksanaannya, teknologi tepat guna seringkali dijelaskan sebagai penggunaan teknologi paling sederhana yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif di suatu tempat tertentu.
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Para Pendahulu[sunting | sunting sumber]
Mahatma Gandhi, seorang pemimpin ideologis dari India, seringkali disebut sebagai yang mengawali adanya pendekatan teknologi tepat guna.[1] Meski pada masa Gandhi konsep teknologi tepat guna belum diberi nama, Gandhi sudah mulai mengusahakan penggunaan teknologi sederhana berbasis kondisi lokal, dan sebagian besar berupa teknologi berbasis pedesaan untuk membantu desa-desa di India agar menjadi mandiri. Gandhi tidak setuju dengan ide mengenai teknologi yang menguntungkan hanya sebagian kecil orang dengan mengorbankan sebagian besar yang lain, termasuk penerapan teknologi yang menyebabkan banyak pengurangan tenaga kerja demi meningkatkan keuntungan (profit).[5] Tahun 1925 Gandhi mendirikanthe All-India Spinners Association dan pada tahun 1935 dia pensiun dari dunia politik untuk membentuk the All-India Village Industries Association. Kedua organisasi tersebut menempatkan fokusnya pada teknologi berbasis pedesaan yang mirip dengan gerakan teknologi tepat guna yang tumbuh pesat beberapa dekade setelah itu.[10]
Pada masa pemerintahan Mao Zedong dan selanjutnya dalam Revolusi Kebudayaan, China juga menerapkan kebijakan yang mirip dengan konsep teknologi tepat guna. Pada masa Revolusi Kebudayaan, kebijakan-kebijakan pembangunan yang berdasar pada ide "berdiri di atas kaki sendiri" (walking on two legs) mendorong pembangunan baik pabrik-pabrik berskala besar maupun industri-industri berskala pedesaan.[5]
E. F. Schumacher[sunting | sunting sumber]
Meskipun sudah banyak cerita mengenai contoh-contoh pendekatan yang ada sebelumnya, Dr. Ernst Friedrich "Fritz" Schumacher diakui sebagai pendiri dari gerakan teknologi tepat guna.[6] Sebagai seorang ekonom terkenal, Schumacher sebelumnya bekerja pada the British National Coal Board selama lebih dari 20 tahun, di mana dia menyalahkan ukuran operasi industri yang menjadi penyebab ketidakpedulian industri dalam merespon penyakit paru-paru hitam yang diderita oleh banyak penambang (Coalworker's pneumoconiosis).[5] Namun sebenarnya, pekerjaan Schumacher dengan beberapa negara berkembang seperti India dan Burma sangat membantu dia dalam membentuk prinsip-prinsip teknologi tepat guna.
Pertama kali Schumacher mengartikulasikan idenya sebagai "intermediate technology," bukan "appropriate technology," dalam sebuah laporannya pada tahun 1962 kepada Komisi Perencanaan India (Indian Planning Commission) di mana dia mendeskripsikan India sebagai sebuah negara yang berlimpah tenaga kerja namun kekurangan modal, sehingga dia menyerukan sebuah teknologi-antara untuk industri (intermediate industrial technology)[11] yang memanfaatkan surplus tenaga kerja di India. Schumacher telah mengembangkan ide dari teknologi-antara selama beberapa tahun sebelum laporannya pada Komite tersebut. Pada tahun 1955, setelah bertugas sebagai seorang penasihat ekonomi bagi pemerintah Burma, dia mempublikasikan sebuah artikel ilmiah pendek berjudul "Economics in a Buddhist Country," yang dikenal sebagai kritiknya yang pertama terhadap efek dari pengaruh ekonomi Barat pada negara-negara berkembang.[11] Disamping Buddhaisme, Schumacher juga memberi penghargaan pada Gandhi dalam ide-idenya.
Terminologi[sunting | sunting sumber]
Secara umum istilah teknologi tepat guna digunakan di dalam dua wilayah: memanfaatkan teknologi paling efektif untuk menjawab kebutuhan daerah pengembangan, dan memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan dan ramah sosial di negara maju. Konsep teknologi tepat guna sendiri sering berfungsi sebagai payung bagi berbagai macam nama dari tipe teknologi yang sejenis. Seringkali istilah-istilah tersebut juga digunakan secara bergantian. Namun, penggunaan dari sebuah istilah ketimbang istilah lainnya bisa menunjukkan fokus yang lebih spesifik, bias maupun tujuan dari sebuah pilihan teknologi. Walaupun nama asli dari konsep yang sekarang dikenal sebagai teknologi tepat guna, "teknologi-antara" (intermediate technology) sekarang sering dianggap sebagai bagian dari teknologi tepat guna itu sendiri, dengan fokus yang lebih condong pada tipe teknologi yang lebih produktif dibanding teknologi-teknologi tradisional namun lebih terjangkau jika dibandingkan dengan teknologi untuk masyarakat industri.[12] Tipe-tipe teknologi lain yang berada di bawah payung teknologi tepat guna adalah:
- Capital-saving technology
- Labor-intensive technology
- Alternate technology
- Self-help technology
- Village-level technology
- Community technology
- Progressive technology
- Indigenous technology
- People’s technology
- Light-engineering technology
- Adaptive technology
- Light-capital technology
- Soft technology
Contoh Teknologi Tepat Guna Terbaru
1. Teknologi Tepat Guna untuk PertanianJika ingin menerapkan teknologi tepat guna di masyarakat sebaiknya harus sesuai dengan mata pencaharian kebanyakan penduduk di wilayah tersebut. Dengan demikian teknologi tepat guna ini akan benar-benar memberikan manfaat yang lebih. Misalnya saja untuk masyarakat dengan mata pencaharian pertanian.Sebagai contoh telah ditemukan teknologi untuk mengolah tanah pertanian. Misalnya dari mencangkul kemudian ada membajak sawah dengan menggunakan bantuan hewan ternak hingga sekarang muncul traktor yang sederhana maupun traktor besar yang dioperasikan oleh manusia karena sudah memakai traktor dengan mesin. Berikut contoh teknologi tepat guna untuk pertanian.Mesin Penebar PupukAdanya mesin penebar pupuk organik yang membantu menyebarkan pupuk lebih cepat dan rata. Sehingga masyarakat tidak perlu susah-suah menyebar pupuk dengan cara lama.Mesin Perontok PadiDulu, masyarakat merontokkan padi dengan cara dipukul dan di tumbuk. Selain membutuhkan tenaga yang besar, risikonya biji padi banyak yang pecah sehingga hasil beras kurang bagus. Dengan ditemukannya mesin perontok padi, masyarakat semakin mudah untuk merontokkan padi pada batangnya sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil panen padi.Mesin untuk mengupil jagung
Jagung yang telah dipanen biasanya dijemur. Setelah kering ada yang langsung dijual tanpa di upil namun ada pula yang di upil terlebih dahulu. Pengupilan dengan tenaga manusia, hasilnya tentu terbatas, karena mengupil jagung bukanlah perkara mudah. Khususnya tangan pada bagian jari akan cepat lelah. Penggunaan mesin pengupil jagung ini mempercepat upaya pengupilan jagung.Mesin pembuat ekstrak minyak dari biji-bijian.Pada umumnya harga jual biji-bijian semacam wijen, kacang, jarak, kedelai tidak selalu tinggi. Tapi jika biji-bijian tersebut diolah menjadi ekstrak minyak, harganya akan luar biasa tingginya. Itu sebabnya diciptakan mesin untuk membuat ekstrak minyak dari biji-bijian. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan para petani, khususnya petani biji-bijian.2. Teknologi Tepat Guna untuk Usaha Kecil
Di daerah pedesaan ada begitu banyak bidang usaha yang dikembangkan. Misalnya usaha pembuatan kecap, tempe, tahu, penjualan kacang mete baik mentah maupun matang dan lainnya.Usaha di bidang tersebut di mudahkan dengan adanya mesin untuk mengupas kulit ari kedelai dan. Sehingga saat melakukan proses pengupasan kulit ari kedelai tidak perlu menginjak-injak lagi. Dengan mesin tersbeut kebersihan dan hasil produksinya pun semakin meningkat.Untuk sobat yang memiliki usaha penjualan kacang met, untuk mengupas kacang mete tidak usah memakai teknik khusus yang menggunakan tangan sehingga biji mete tidak banyak yang hancur. Selain itu getah pada kacang mete tidak menempel di tangan.Dengan adanya mesin pengupas kacang mete, secara otomatis bisa menjadi jalan keluar dari cara lama yang melelahkan. Dengan mesin ini hasil Kacang mete pun lebih berkualitas dan higienis.3. Teknologi Tepat Guna untuk PeternakanBagaimana jika sobat memiliki pekerjaan sebagai peternak? Ada banyak teknologi tepat guna yang mempermudah dan dapat meningkatkan penghasilan para peternak. Contohnya seperti adanya mesin untuk penetasan telur. Mulai dari telur ayam, telur bebek, telur puyuh dan lainnya. Dengan adanya mesin penetas telur ini dapat mempercepat proses pengembang biakan ternak unggas yang sobat miliki.Kemudian ada mesin pemerah susu pada sapi perah dan kambing etawa yang semakin meningkatkan hasil susu segar dari para peternak kambing perah dan sapi perah. Masih banyak lagi jenis-jenis teknologi tepat guna yang membantu para peternak untuk mengembangkan usaha yang dimiliki. Dengan demikian kuantitas hewan ternak akan semakin meningkat dan penghasilan pun semakin bertambah.
4.Pompa Hydraulic Ram
Salah satu contoh teknologi tepat guna yang berhasil dibuat dan memberi banyak manfaat positif bagi masyrakat yaitu Pompa Hidraulik Ram atau Pompa Hidram. Pompa Ram merupakan pompa hemat energi. Pompa air ini sama sekali tidak menggunakan bahan bakar minyak dan gas, jadi alat ini sangat ramah lingkungan.
5.Traktor
Dari sumber yang saya baca, Traktor merupakan salah satu contoh teknologi tepat guna yang memberikan banyak manfaat bagi penduduk yang berprofesi sebagai petani. Karena teknologi yang satu ini sangat tepat diterapkan di Negara Indonesia, karena sebagian besar penduduk di Indonesia bermata pencaharian sebagai petani.
6.Mesin Penyebar Pupuk
Kini sebagian masyarakat Indonesia di pedesaan banyak yang menggunakan mesin penebar pupuk. Teknologi ini sangatlah bermanfaat bagi mereka yang berprofesi sebagai petani, karena alat ini mampu menerbarkan pupuk lebih merata dan menghemat waktu.
7.Pompa Air Bertenaga Sepeda
Pompa air bertenaga sepeda ini digunakan untuk kepentingan irigasi dan mendistribusikan air di negara Guatemala. Cara kerja dari pompa air ini sangatlah unik. Karena bertenaga sepeda, pompa air ini juga membutuhkan tenaga manusia untuk menggerakkan atau mengayuh sepedanya.
Itu dia contoh-contoh dari teknologi tepat guna yang bermanfaat. semoga teknologi di indonesia semakin maju dan kalau bisa ramah lingkungan.
Komentar
Posting Komentar