Seni Kriya Tekstil “Membuat Batik Ikat Celup”
23/08/2010 oleh mbyarts 4 Komentar
1. Pengertian  Ikat-Celup
Celup ikat merupakan ragam hias kain yang dibentuk melalui proses celuprintang. Teknik ini membentuk corak dengan menutupi bagian-bagian kain yang tidak ingin terwarnai karena pencelupan. Ikat-celup menggunakan tali, benang, dan karet sebagai bahan penghambat atau perintang warna. Ikat -Celip dikenal dibeberapa daerah di Nusantara  dengan nama jumputan, tritik (Jawa Tengah dan Yogyakarta, Sasirangan (Banjarmasin), dan Pelangi (Palembang).
2. Alat dan Bahan Ikat-Celup
Alat yang digunakan untuk membuat karya seni kriya tekstil dengan teknik Ikat-celup, antara lain: tali, benang, karet. Benda-benda ini berfungsi sebagai alat pengikat bentuk-bentuk tertentu pada latar kain yang akan merintangi dan menghambat teresapnya warna pada bagian-bagian tersebut. Umumnyateknik Ikat-Celup menggunakan bahan dasar teksil dari serat alam, seperti: katun, sutra, atau rayon. Selain itu, juga digunakan alat pendukung pembentuk motif, seperti: kerikil, kelereng, biji-bijian, kayu, plastik, danjatim jahit.
Pewarna tekstil untuk Ikat-Celup menggunakan pewarna sintetik dengan pencelupan dingin. Zat pewarna sintetik ini dapat diklasifikasikan menjadi jenis pewarna langsung (rapid, procion, dan rhemazol) dan alat untuk proses pewarnaan, antara lain: mangkuk, baskom, atau ember. Ukuran dan jumlah alat-alat tersebut disesuaikan dengan jumlah dan jenis pewarna yang akan digunakan.
3. Menbut Ikat-Celup
Berikut ini adalah langkah-langkah membuat karya seni kriya tekstil dengan teknik ikat-celup.
a. Pembuatan corak
Teknik pembentukan corak pada ikat-celup terdiri dari teknik jumputan, lipat, gulung,dan jahit jelujur
1) Teknik jumputan, dilakukkan dengan memegang permukaan kain dengan ujung jari. Setelah itu, permukaan kain tersebut diikat drngan kuat. Cara mengikatnya dilakukan dengan ikatan datar, miring, dan kombinasi.
2) Teknik lipat, gulung, dan jelujur, dilakukan dengan cara meliputi, menggulung, atau menjelujur/menjahit kain. Setelah itu, kain ditarik samnpai terkumpul, lalu diikat hingga kencang.
Pada saat mengikat, jalinlah kain dengan kuat sehingga membentuk corak yang optimal. Untuk mendapatkan corak tertentu, bagian pada latar kain diisi dengan kerikil atau biji-bijian, selanjutnya bahan-bahan pendukung ini memudahkan zat warna masuk kedalam pori-pori kain. Setelah semua rancangan diikat, kain siap diwarnai, yitu dengan cara dicelup.
Teknik jahit yang digunakan dalah jahit jelujur dengan jarak yang tidak terlalu rapat. Seluruh corak dijahit di bagian pinggirnya dengan satu jahitan atau lebih. Setelah seluruh corak dijahit, benang ditrik dengan kuat hingga permukaan kain mengkerut, rapat, dan padat. kekuatan menarik benang ini perlu diperhatikan karena menentukan kualitas corak yang dihasilkan. Efek kerutan akan muncul membentuk corak yang sangat menarik. Penggambaran corak dilakukan terlebih dahulu diatas kertas, kemudian dibuat polanya di atas karton tebal. Corak ini kemudian digambar di atas kain berdasarkan pola dari karton tebal.
b. Pewarnaan
Pewarnaan ikat-celup dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu celup dan colet.
1) Pencelupan, dilakukan dengan cara memasukan seluruh bagian kain yang telah diikat kedalam larutan warna. Apalagi jumlah warna yang diinginkan lebih dari satu, pencelupan perlu dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan jumlah warna yang diinginkan. Namun sebelum sebelum pencelupan berikutnya, kita harus menutup bagian kain tertentu dengan bahan penutup pendukung seperti plastik atau bahan lentur lain yang kedap cairan.
Dengan teknik ringtang melalui ikatan dan jahitan akan muncul corak yang beragam. Pada saat mencelup janngan llupa menggunakan sarung tangan plastik, agar racun yang terkandung dalam zat pewarna tidak meresap ke dalam tubuh melalui pori-pori tangan.
2) Colet, Colet adalah cara memberi warna pada bagian-bagian tertentu di permukaan kain. Alat yang digunakan adalah kuas. Pencoletan biasanya dilakukan untuk mewarnai bagian corak yang kecil atu terlalu sedikit bila harus dicelup. Pada umumnya teknik pewarnaan pada ikat-celupsering dilakukan dengan memadukan colet dan celup untuk mendapatkan kain dengan corak yang kaya warna.
3) Penyelesainan akhir, setelah proses pewarnaan selesai, kain direndam dalam larutan pengikat warna agar tidak mudah luntur. Kemudian kain dicuci dan ditiriskan. Setelah itu diangin-anginkan sampai kering. Tujuannya adalah untuk menghentikan proses perembesan zat warna kedalam lekukan kain.




http://www.bestofbatik.com/image/cache/data/NG63A-1000x600.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWzQMc1-BV65liSMKH1Rz4jAXNiJVrZDiEic-P4gJEmJ4vMmnz3SEpeD1GJB7YSuJaGsl7j84cWwWxIHRho2v2DmArKhxmOjY_zpIJwbYWZ6_JZXhqx72CWdTnBkzlurk6IEFtI2B0rDxC/s200/batik+mega+mendung+trusmi+cirebon.jpg
SEJARAH KERAJINAN TEKSTIL DI INDONESIA
  1. Sebagai alat ritual (busana khusus ritual tradisi tertentu), contohnya,
  • Kain tenun Ulos
  • Kain pembungkus kafan batik motif doa
  • Kain ikat celup Indonesia Timur (penutup jenazah)
  • Kain Tapis untuk pernikahan masyarakat daerah Lampung
  • Kain Cepuk untuk ritual adat di Pulau Nusa Penida
  • Kain Songket untuk pernikahan dan khitanan
  • Kain Poleng dari Bali untuk acara ruwatan (penyucian)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcw9QqZZBC_oP0DPJCrfPXhel52yV8MJ80A3-tcaGXid7Bu78c7eesxim34zSxN55dshv4Qbs5rxEKTrEZLnXWBJfVlVy4fHxoJWEtj0AIhxoAr774ewuFWMO52rWAp0NqDobbuN03hq4/s1600/Untitled.jpg

Tekstil tradisional Indonesia berkembang dengan kreativitas setempat baik pengaruh dari suku maupun bangsa lain. Secara geogra¬s, posisi Indonesia terletak pada persimpangan kebudayaan besar, antara dua benua Asia dan Australia, serta dua samudra, yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasi¬k. Gelombang kontak perdagangan yang melewati wilayah negara kepulauan Indonesia memberikan pengaruh dan mengakibatkan akulturasi (percampuran) budaya yang tampak pada pengembangan karya kerajinan tekstil di Indonesia.

Kain-kain tradisional di wilayah kepulauan Indonesia ini pada awalnya merupakan alat tukar/ barter yang dibawa oleh pedagang pendatang dengan penduduk asli saat membeli hasil bumi dan rempah-rempah di Indonesia. Sekitar abad ke-15 Masehi, pedagang muslim Arab dan India melakukan kontak dagang dengan mendatangi pulau Jawa dan Sumatra. Pengaruh Islam secara langsung dapat dilihat pada tekstil Indonesia. Beberapa batik yang dibuat di Jambi dan Palembang di Sumatra, serta di Utara Jawa, dibuat dengan menggunakan ayat-ayat yang berasal dari bahasa Arab Al Qur’an. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpDKhVv0w3bkwO49DpvDGcdqdNCkt_Vj35SXlWXDSZbLCUHjaAPS_D_ga80tiwW9vSL6yaWekJceqBrcnHLet9uHsd9Ty3lMuEj-FdlQ9nM8tK0qUIAy-OPHF0NHhK5yG8DTCgk7aFY5s/s1600/21.jpg

Di Indonesia juga terdapat kain sarung kotak-kotak dan polos yang banyak digunakan di Semenanjung Arab, Timur Laut Afrika, Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Kepulauan Pasi¬k. Pada abad ke-13 pedagang Gujarat memperkenalkan Patola, yaitu kain dengan teknik tenun ikat ganda dari benang sutra yang merupakan busana Gujarat, Barat Laut India. Proses pembuatan kain Patola sangat rumit sehingga di India kain ini digunakan dalam berbagai upacara yang berhubungan dengan kehidupan manusia, seperti kelahiran, perkawinan dan kematian juga sebagai penolak bala. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAo9RKdaaa5Zy4WXGX8fkbpz-56iHwRd6_y-gqFdK7ocVbdvid36ngTw-rV8fru6063lxGzO82EGEjZvjgzwDoINN-ztkmkbzFM5MFHhFiFtGBsuCJvUo0rEvgIpw3J02P6PH2Grv_jN8/s1600/kain+penolak+bala.jpg

Melalui perdagangan dengan bangsa Gujarat, keberadaan kain Patola tersebar luas di kepulauan Nusantara. Kain Patola umumnya hanya dimiliki oleh kalangan terbatas. Penduduk setempat yang telah memiliki keterampilan menenun pun mencoba mereproduksi kain yang sangat berharga tersebut dengan tenun ikat pakan. Di Maluku, kain ini sangat dihargai dan dikenakan dengan cara dililitkan di pinggang atau leher. Para penenun di Nusa Tenggara Timur mengembangkan corak kain tenun yang dipengaruhi oleh corak yang terdapat pada kain Patola, dengan corak yang berbeda untuk raja, pejabat, dan kepala adat dalam jumlah yang sangat terbatas dan hanya dikenakan pada upacara–upacara adat. Kain Patola dari Lio NTT ini ada yang dibuat sepanjang 4 meter yang disebut katipa berfungsi sebagai penutup jenazah. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEij1rwvSxb0eBNod2rkBHru18COnrdHDJWOBEB2Pib7iU5MlQkCFUTUY76SnJRzfnNE9xzxv2dieoyMItWN_Pgseeyfm_fmBPn_fjcUhXMI0MDQD1gFaLnSH6MFlmfGlPRC60jfpYR6bmw/s1600/kain+penutup+jenazah.jpg

Motif Patola juga dikembangkan menjadi kain Cinde di daerah Jawa Tengah. Kain Cinde tidak dibuat dengan teknik tenun ikat ganda, tetapi dibuat dengan teknik direct print, cap atau sablon. Kain ini digunakan sebagai celana dan kain panjang untuk upacara adat, ikat pinggang untuk pernikahan, serta kemben dan selendang untuk menari. Kain serupa terdapat pula di Palembang, disebut kain Sembagi. Sembagi yang berwarna terang digunakan pada upacara mandi pengantin dan hiasan dinding pada upacara adat. Kain Sembagi yang berwarna gelap digunakan untuk penutup jenazah. Motif Patola memengaruhi motif batik Jlamprang yang berwarna cerah yang berkembang di Pekalongan, dan motif Nitik yang berkembang di Yogyakarta dan Surakarta yang berwarna sogan (kecokelatan), indigo (biru), kuning dan putih. Corak Patola juga berkembang di Pontianak, Gorontalo, dan kain tenun Bentenan di Menado.

Kain dengan teknik tenun ikat ganda dibuat di Desa Tenganan Pegeringsingan di Bali. Kain sakral tersebut dikenal dengan nama kain Gringsing yang artinya bersinar. Teknik tenun ikat ganda hanya dibuat di tiga daerah di dunia, yaitu di Desa Tenganan Bali, Indonesia (kain Gringsing), di Kepulauan Okinawa, Jepang (tate-yoko gasuri) dan Gujarat India (kain Patola). Teknik tenun ikat ganda adalah tenun yang kedua arah benangnya, baik benang pada lungsin maupun pakan diwarnai dengan teknik rintang warna untuk membentuk motif tertentu.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYGAuhESSczvkSyR6Vogk0gsf44pfmC0NsrvvH2Y7nH_WxvwAPfcO-hzXBiNh2VfDRsXmARk5fC6SudlhICD0RRLwYD-onJ20DWRxsMDPMrkat9YF7uYl1ImaQ-u7gkxhsKvyHgYk49m0/s1600/motif+kain.jpg

Kreativitas bangsa Indonesia mampu mengembangkan satu jenis kain tenun Patola Gujarat menjadi beragam tekstil yang sangat indah di seluruh daerah di Indonesia. Contoh perkembangan kain Patola ini hanya salah satu dari bukti kreativitas tinggi yang dimiliki oleh bangsa kita.

Pada tekstil tradisional, selain untuk memenuhi kebutuhan sandang, juga memiliki makna simbolis di balik fungsi utamanya. Beberapa kain tradisional Indonesia dibuat untuk memenuhi keinginan penggunanya untuk menunjukkan status sosial maupun kedudukannya dalam masyarakat melalui simbolsimbol bentuk ragam hias dan pemilihan warna. Selain itu ada pula kain tradisional Indonesia yang dikerjakan dengan melantunkan doa dan menghiasinya dengan penggalan kata maupun kalimat doa sebagai ragam hiasnya. Tujuannya, agar yang mengenakan kain tersebut diberi kesehatan, keselamatan, dan dilindungi dari marabahaya. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmPxKdBByDXvCHYk7hTZ-bBGNnrZv8AT7J7R9zWDpJomXC_TYeJl91f_xbbuASwj_0gpfHT511zjbHQCxZ4OqSAuOcD4afW_Px8QQgHqJT3Rf91YSh06jwY6839QXRLfzfVj_1NLUXVXM/s1600/nilai.jpg

Kain tradisional Indonesia dibuat dengan ketekunan, kecermatan yang teliti dalam menyusun ragam hias, corak warna maupun maknanya. Akibatnya, kain Indonesia yang dihasilkan mengundang kekaguman dunia internasional karena kandungan nilai estetikanya yang tinggi.
Jenis - Jenis Batik Berdasarkan Daerahnya
 
Kita sebagai bangsa Indonesia harus bangga dengan kekayaan budaya daerah yang beraneka ragam. Dari berbagai budaya yang beraneka ragam itu salah satunya diwujudkan dalam bentuk kerajinan kain batik. Di Indonesia terdapat banyak daerah yang mempunyai hasil kerajinan kain batik yang mempunyai ciri khas masing-masing, dan jika dilihat dari motif dan corak akan berbeda antara daerah satu dengan lainnya.

Banyak yang beranggapan bahwa batik berasal dari pulau Jawa saja yang terpengaruh dari budaya kerajaan Hindu dan Islam. Tetapi ternyata tidak demikian. Di luar pulau Jawa ada banyak daerah yang juga mempunyai batik dengan ciri khasnya masing-masing seperti batik Bali, batik Minangkabau, batik Toraja, batik Flores, batik Halmahera maupun batik Papua. Dikarenakan masih kurangnya sumber informasi maka tulisan ini hanya akan mengulas beberapa daerah di Indonesia yang sudah terkenal dan mempunyai pasar di Indonesia maupun luar negeri.

Beberapa daerah penghasil batik asli Indonesia antara lain sebagai berikut:

1. Batik Jogja
Yogyakarta selain dikenal sebagai kota pelajar juga dikenal sebagai kota pusat budaya. Selain adanya kerajaan Jogjakarta yang masih ada sampai sekarang, kerajinan batik merupakan salah satu warisan budaya di Jogjakarta yang masih terus dilestarikan hingga saat ini.

 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd_VmmM-MRO4aKpFH9zn8qNS1gaJYtOMZzEdlf-uW2njz3ltuvJ1q6fjkyFmRIAaE14bnYP-Zsr091KCZ5p5K2LxGjHb9aloiSOKmpPuCkzj3EPXfQu2ZH66HzKuL68q6k9fS7JGu-qJY/s1600/Batik+Tulis+Jogja+Ambarsari.jpg

Batik ini tak lepas dari sejarah kerajaan Yogyakarta, dimana pada jaman dahulu batik ini hanya digunakan oleh kalangan bangsawan saja di Yogyakarta, seperti keluarga keraton, akan tetapi saat ini siapa saja bisa menggunakan Batik Jogja. Sampai sekarang juga ada batik tertentu yang hanya dipakai oleh keluarga keraton saja. Dari berbagai jenis motif batik Yogyakarta ada beberapa yang paling dikenal yaitu motif Kawung, motif Parangkusumo, motif Truntum, motif Tambal, motif Pamiluto, motif Parang, motif Liris, motif Udan Nitik, dan sebagainya.

2. Batik Solo
Kota Solo hampir identik dengan Yogyakarta dimana banyak sekali mempunyai kerajinan khas daerah. Salah satunya yang terkenal adalah kerajinan batik. Hal ini tak lepas dari sejarah dimana sebelumnya wilayah Solo dan Yogyakarta adalah masuk ke dalam satu wilayah kerajaan Mataram yang kemudian dipecah menjadi dua yaitu wilayah Yogyakarta dan Surakarta.

    
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1xR2kCKmAFPMH3C7M2MLR_X-wokhH45wLgBwMLyqFboTVmRv5GV1nkHaOKFWj-9o92SMkJYiFhWfBFN-jr69sbI-ExgmVNwK-x4nwUtL4v62w9CDqJ5Wrd5arxq9QfjStxHlXdYPLUdvH/s1600/batik.jpg

Solo merupakan daerah penghasil batik yang terkenal di Indonesia, dan mempunyai pusat batik yang berada di kampung Laweyan. Ada beberapa motif dari batik Solo yang terkenal yaitu batik motif Sidoasih, motif Raturatih, motif Parangkusuma, motif Bokorkencana, motif Sekarjagad, notif Ceplok dan motif Ganggong.

3. Batik Madura
Pulau Madura banyak dikenal sebagai pulau penghasil garam dan juga karapan sapi. Tetapi selain itu pulau Madura juga mempunyai kerajinan batik yang mempunyai ciri khas tersendiri dan banyak dicari.

http://www.bestofbatik.com/image/cache/data/NG63A-1000x600.jpg Hasil gambar untuk jenis batik madura

Batik tulis Madura terkenal dengan karakternya yang kuat, yang dicirikan oleh bebas, dengan warna yang berani (merah, kuning, hijau muda). Tapi jarang yang mengetahui bahwa batik Madura mungkin telah lebih dari seribu motif dan paling terkemuka di pasar batik di indonesia maupun mancanegara. Sejarah mencatat produsen batik Madura yang cukup terkenal. Apa yang membuatnya menjadi seperti itu, mungkin karena kedua komoditas tersebut merupakan bagian integral dari tradisi masyarakat mereka sendiri.

Beberapa jenis motif batik Madura yang terkenal adalah motif Daun, motif Burung, motif Bunga, motif Serat Kayu, dan motif Tanjung Bumi. Di Pulau Madura terdapat tiga daerah pembuatan batik yaitu Bangkalan, Pamekasan dan sumenep. Di Bangkalan terdapat 2 sentra penghasil batik yaitu Tanjungbumi dan Burneh.

4. Batik Pekalongan
Pekalongan adalah salah satu kota di pesisir utara pulau Jawa yang terkenal dengan kerajinan batiknya. Berbeda dengan batik Jogja maupun Solo yang terpengaruh dengan adat dan budaya keraton, batik pesisir biasanya lebih bebas dalam menggunakan campuran warna dan motif.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-f_Comme3COd90WXuwKYZw8E1P4QmH3v_fX-2B72lT81KTwpx6gkJgCLbCHMQ900V0cIKjUhEbRIakOreQvUARTK9u8Jt11Hw6ABCmrVHZU_7bDaS8vQvobAx2YGpkExuD1L533wh7YQ/s1600/motif-batik-pekalongan.jpg
Batik Pekalongan mempunyai motif asli yang dinamakan Jlamprang, yaitu suatu motif semacam nitik yang tergolong motif batik geometris. Mungkin motif ini merupakan suatu motif yang dikembangkan oleh pembatik keturunan Arab karena pada umumnya orang Arab yang beragama Islam tidak mau menggunakan ornamen berbentuk benda hidup, misalnya binatang atau burung. Mereka lebih suka ragam hias yang berbentuk geometris.

5. Batik Cirebon
Sama seperti Pekalongan, Cirebon juga merupakan sebuah kota dipesisir pantai utara pulau Jawa, di sebelah barat Pekalongan. Dengan posisinya sebagai kota pesisir, batik khas Cirebon juga mempunyai ciri khas yang jauh berbeda dengan jenis batik keraton.

  https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWzQMc1-BV65liSMKH1Rz4jAXNiJVrZDiEic-P4gJEmJ4vMmnz3SEpeD1GJB7YSuJaGsl7j84cWwWxIHRho2v2DmArKhxmOjY_zpIJwbYWZ6_JZXhqx72CWdTnBkzlurk6IEFtI2B0rDxC/s200/batik+mega+mendung+trusmi+cirebon.jpg

Pada batik Cirebon moif yang terkenal adalah motif Mega Mendung. Motif ini melambangkan pembawa hujan yang di nanti-natikan untuk pembawa kesuburan, serta pemberi kehidupan. Motif ini didominasi dengan warna biru, mulai biru muda hingg biru tua. Warna biru tua melukiskan awan gelap yang memiliki kandungan air hujan, pemberi penghidupan, sedang warna biru muda melambangkan makin cerahnya kehidupan. Motif ini sedikit banyak terpengaruh oleh budaya Islam bercampur dengan budaya Cina yang dibawa oleh para pedagang dari Tiongkok yang kapalnya bersandar di pelabuhan Cirebon.

Daerah penghasil produksi serta pengrajin batik Cirebonan berpusat di desa Trusmi yang sering dinamakan sebagai kampung batik Cirebonan. Desa-desa yang ada di seputar desa Trusmi salah satunya desa Gamel, Kaliwulu, Wotgali, Kalitengah serta Panembahan.

Perkembangan batik Trusmi terlihat bergerak dengan cepat mulai sekitar tahun 2000. Hal semacam ini dapat dipandang dari banyak bermunculan showroom-showroom batik yang ada di seputar jalan utama desa Trusmi serta Panembahan

6. Batik Bali
Di pulau Dewata Bali yang terkenal dengan arca dan pura-nya, industri batik merupakan sebuah kerajinan yang baru. Dimulai pada tahun 1970, industri tersebut dipelopori antara lain oleh Pande Ketut Krisna dari Banjar Tegeha, Desa Batubulan, Sukawati Gianyar. Teknik yang diggunakan aalah dengan menggunakan alat tenun manual terkenal dengan sebutan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Orang bali sendiri sering menggunakan baju batik untuk proses upacara, sehingga hal itu mendorong indrusti batik di pulau bali ini berkembang dengan pesat. Di Bali kini telah berkembang puluhan Indrusti Batik yang menampilkan corak khas Bali diantaranya corak perpaduan Bali dengan luar Bali, seperti, Bali-Pekalongan, Bali-Papua, dan sebagainya.
http://tse4.mm.bing.net/th?id=OIP.M5ad0aea09d46e155c0c65dbb9f62ebf1H0&w=230&h=170&rs=1&pcl=dddddd&pid=1.1


Bali memiliki berbagai macam design, motif dan corak asli. Banyak desain batik khas Bali telah lahir yang biasanya dipadukan dengan motif batik yang ada dari berbagai wilayah di Tanah Air dan pengaruh motif China. Perpaduan motif yang biasa dilakukannya adalah mengambil ornamen khas Pulau Dewata, seperti naga, rusa, burung bangau, dan kura-kura. Kemudian memadukan dengan motif dari daerah luar Bali yang biasanya berbentuk flora.

7. Batik Banyumas
Banyumas selain terkenal dengan makanan khasnya yaitu tempe mendoan dan getuk goreng, ternyata menyimpan kekayaan budaya warisan nenek moyang yaitu batik. Batik Banyumasan memiliki sejarah yang tak lepas dari pengaruh budaya tradisional dari daerah-daerah sekitarnya seperti Yogyakarta, Surakarta, maupun Pekalongan. Menurut informasi para sesepuh dan penggiat batik Banyumas, disebutkan batik Banyumas muncul, lantaran pengaruh berdirinya kademangan-kademangan di daerah Banyumas dan para pengikut Pangeran Diponegoro yang mengungsi di daerah Banyumas.

http://panel.mustangcorps.com/admin/fl/upload/files/1(7).jpg http://map.unsoed.ac.id/wp-content/uploads/2011/11/batik-banyumas.jpg

Motif dari batik Banyumas sebagian besar terpengaruh dari motif Jonasan, yaitu kelompok motif non geometrik yang didominasi dengan warna-warna dasar kecoklatan dan hitam. Warna coklat karena soga, sementara warna hitam karena wedel. Motif-motif yang berkembang sekarang ini antara lain: Sekarsurya, Sidoluhung, Lumbon (Lumbu), Jahe Puger, Cempaka Mulya, Kawung Jenggot, Madu Bronto, Satria Busana, Pring Sedapur, Gabah Mawur, Jagadan, Isen Laut, Udan Riris, dan lainnya. Tetapi para pengrajin batik Banyumas lebih kreatif dalam berkarya, sehingga muncullah motif-motif baru yang merupakan perpaduan dari beberapa motif batik tradisional dari daerah lain seperti batik Jojga dan Solo. Beberapa contoh dari motif modern ini seperti Mangkokan, Manukan, Sawudan Colet, Kitiran, Rantai Kehidupan, Serat Kayu, Gringgingan dan sebagainya. Dengan kreatifitas para pengrajin batik ini menjadikan sebuah batik dengan karakter yang indah.

Di Banyumas terdapat dua daerah sentra pengrajin batik yaitu daerah Banyumas lama dan Sokaraja. Di Banyumas Lama, sentra batiknya berada di Sudagaran, sebuah kampung yang berasal dari kata “Saudagar”, di situ dulu tempat tinggal para Saudagar Batik Banyumas yang sukses dan berhasil. Sementara sentra Batik Banyumas satu lagi ada di Sokaraja, sampai sekarang batik-batik berkualitas terus dihasilkan oleh sentra-sentra batik di Sokaraja. Di Sokaraja ada salah satu pengrajin yang tetap produktif hingga sekarang, salah satunya adalah bapak Anto Djamil.



8. Batik Tasikmalaya
Tasikmalaya adalah nama sebuah kabupaten di wilayah jawa Barat. Di daerah ini batik juga menjadi salah satu karya seni tradisional asli yang mempunyai ciri khas berbeda dibandingkan dengan batik dari daerah lain.

http://artscraftindonesia.com/ind/images/stories/article/KainTasikmalaya.jpg http://nazlea.com/wp-content/uploads/2014/10/gambar-batik-tasikmalaya.jpg

Motif batik Tasikmalaya sangat terpengaruh dengan nuansa Parahyangan seperti bunga anggrek dan burung. Selain itu motif khas dari batik Tasik adalah perpaduan dari nuansa alam yaitu flora dan fauna di alam sekitar, dengan ciri khas warna yang lebih terang. Motif batik Tasik yang terkenal adalah motif batik Sukapura, motif batik Sawoan dan motif batik Tasik.

Pusat produksi batik Tasikmalaya ini tersebar di beberapa daerah seperti Desa Sukapura (Kecamatan Sukaraja), Kecamatan Indihiang, dan Kecamatan Cipedes.

9. Batik Banten
Batik Banten merupakan salah satu upaya pelestarian terhadap budaya kerajinan asli Banten terutama peninggalan pada jaman keraton Surosowan yang aslinya terdapat pada gerabah dan keramik yang ditemukan di situs peninggalan keraton tersebut.

http://i1247.photobucket.com/albums/gg634/dlaraswatih/Serang%20Timur%202012/st12.jpg http://batikcity.com/wp-content/uploads/2012/03/BANTEN.jpg

Upaya pelestarian dari motif ukiran dan hiasan yang terdapat pada gerabah dan keramik peninggalan keraton Surosowan tersebut kemudian oleh budayawan Banten diangkat dan dilestarikan dalam bentuk seni batik.

Saat ini motif batik Banten yang terkenal ada 12 yaitu motif Sabakingking, motif Mandalikan, motif Srimanganti, motif Pasepen, motif Pejantren, motif Pasulaman, motif Kapurban, motif Kawangsan, motif Pamaranggen, motif Surosowan, dan motif Pancaniti.

10. Batik Minangkabau
Salah satu penghasil batik tradisional di luar pulau Jawa yang terkenal adalah daerah Minangkabau. Batik Minangkabau ini proses pembuatannya agak berbeda dengan batik dari daerah lainnya.

Batik Minangkabau terkenal dengan sebutan baik tanah liat, dikarenakan pada proses pembuatannya, kain pertema-tama direndam bersama dengan tanah liat selama seminggu, kemudian dicuci dan diberi pewarna alami yang terbuat dari tumbuh-tumbuha, sesuai dengan motif dan corak yang dibuat.

http://pelaminanminang.com/wp-content/uploads/2009/12/batik-minangkabau-koleksi-pribadi2.jpg

Motif batik tanah liat tradisional adalah kuda laut dan burung hong, dikarenakan menurut asal-usulnya batik Minangkabau dibawa oleh para pedagang Cina yang berdagang di daerah Minangkabau. Namun sekarang selain motif Cina diperkenalkan juga motif tradisional Minangkabau seperti siriah dalam carano, kaluak paku, kuciang tidua, lokcan, batuang kayu, tari piring, dan kipas.


Selain dari sepuluh daerah penghasil batik tradidional tersebut di atas sebenarnya masih banyak sekali daerah-daerah lain yang belum sempat kami ulas, antara lain Batik Malang, Batik Aceh, Batik Jombang, Batik Garut, Batik Tulungagung, Batik Kediri, Batik Kudus, Batik Jepara, Batik Brebes, dan batik-batik lainnya. Batik-batik ini merupakan keragaman dari kekayaan tradisi nenek moyang bangsa Indonesia yang berbudi luhur. Selain kaya akan keindahan motif dan coraknya, juga dalam batik ini terkandung falsafah hidup dan nasihat dari para pendahulu kita. Oleh karena itu mari kita lestarikan kerajinan batik ini dengan cara terus mengembangkan dan memperkenalkan batik ini ke penjuru dunia, serta menjaga jangan sampai hilang tergerus jaman.
Port (Jenis Port dan Fungsinya)
2. Bagian-bagian dari Motherboard
3. Hardware (Perangkat Keras)
4. Control Panel (Yang dipelajari yang telah dipraktikkan pada ujian praktik)
5. HAKI (materi HAKI yang telah di download dari edmodo dan kerjakan soal latihan dari buku paket TIK penerbit Erlangga hal 158-160 dan hal 177-178)
2.3 PENGERTIAN BATIK IKAT CELUP
Berdasarkan apa yang dikemukakan diatas maka kain jumputan (istilah Sewan Susanto) dapat pula dikatakan sebagai batik celup ikat atau “string resist dyed”.
Batik celup ikat adalah batik yang dibuat tanpa menggunakan malam sebagai bahan perintang akan tetapi menggunakan tali yang diikatkan pada kain yang berfungsi merintangi warna masuk keserat kain. Tali dibuka setelah pencelupan selesai. Karena ikatan tali pada kain akan timbul motif tertentu. Bentuk motif yang terjadi terbatas pada kemungkinan bentuk ikatan tali tersebut.

2.4 BAHAN-BAHAN DAN ALAT
1. Bahan Batik Celup Ikat
a. Kain putih (Mori)
Kata mori mungkin berasal dari “Bombyx mori” yaitu suatu jenis ulat sutera yang menghasilkan sutera putih dan halus. Jenis-jenis mori adalah:
• Mori Primissima
Adalah mori yang paling halus dari keempat jenis mori tersebut. Jenis mori ini berasal dari belanda, Jepang, dan Indonesia. Mori primissima ini sudah diproduksi di Indonesia sejak tahun 1970, yang dibuat oleh pabrik PT.Primissima. mori primissima ini diperdagangkan dalam bentuk gulungan.
• Mori Prima
Adalah mori yang kualitasnya dibawah moro primissima. Mori ini diimpor dari Belanda dan Jepang.
• Mori Biru
Adalah mori yang mempunyai ketiga dari mori primissima dan prima. Oleh karena itu jenis mori ini termasuk mori yang kasar.
• Mori Blaco
Adalah jenis mori yang paling kasar.dengan kata lain kain ini berkualitas nomor empat. Mori blaco lebih tebal dibandingkan dengan jenis mori primissima, prima, dan biru dan warnanya putih kecoklat-coklatan.
b. Wantek
c. Air
d. Garam
e. panci
f. kompor
2. Bahan dan alat batik
a. Kain mori (bisa terbuat dari sutra atau katun)
Mori adalah bahan baku batik dari katun. Mori yang dibutuhkan sesuai dengan panjang pendeknya kain yang dikehendaki. Ukuran panjang pendeknya mori biasanya tidak menurut standar yang pasti, tetapi dengan ukuran tradisionil. Ukuran tradisionil tersebut dinamakan “kacu”. Kacu ialah sapu tangan, biasanya berbentuk bujur sangkar. Maka yang disebut “sekacu” ialah ukuran perseginya mori, diambil dari ukuran lebar mori tersebut. Jadi panjang sekacu dari suatu jenis mori akan berbeda dengan panjang sekacu dari mori jenis lain.
b. Canting sebagai alat pembentuk motif,
Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan. Canting untuk membatik adalah alat kecil yang terbuat dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya. Canting ini dipakai untuk menuliskan pola batik dengan cairan lilin. Sebelum bahan plastik banyak dipakai sebagai perlengkapan rumah tangga, canting yang terbuat dari tempurung kelapa banyak dipakai sebagai salah satu perlengkapan dapur sebagai gayung. Dewasa ini canting tempurung kelapa sudah jarang terlihat lagi karena digantikan bahan lain seperti plastik. Canting untuk membatikpun perlahan digantikan dengan teflon.
c. Gawangan (tempat untuk m enyampirkan kain)
Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu dibatik. Gawangan dibuat dari bahan kayu, atau bamboo. Gawangan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga mudah dipindah-pindah, tetapi harus kuat dan ringan.
d. Lilin (malam) yang dicairkan
Lilin atau “malam” ialah bahan yang dipergunakan untuk membatik. Sebenarnya “malam” tidak habis (hilang), karena akhirnya diambil kembali pada proses mbabar, proses pengerjaan dari membatik sampai batikan menjadi kain. “malam” yang dipergunakan untuk membatik berbeda dengan malam atau lilin biasa. Malam untuk membatik bersifat cepat menyerap pada kain tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorotan.
e. Panci dan kompor kecil untuk memanaskan
Panic ialah perkakas untuk mencairkan “malam”. Panci dibuat dari logam baja, atau tanah liat. Panci sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa menggunakan alat lain.
Kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor yang biasa digunakanadalah kompor dengan bahan bakar minyak.
f. Larutan pewarna
Pengertian dekoratif adalah menggambar dengan tujuan mengolah suatu permukaan benda menjadi lebih indah. Gambar dekoratif adalah berupa gambar hiasan yang dalam perwujudannya tampak rata, tidak ada kesan ruang jarak jauh dekat atau gelap terang tidak terlalu ditonjolkan.

Untuk memperoleh objek gambar dekoratif, perlu dilakukan deformasi atau penstiliran alami. Bentuk- bentuk objek di alam disederhanakan dan digayakan tanpa meninggalkan bentuk aslinya. Misalnya bunga, hewan, tumbuhan yang digayakan. Kesan tentang bunga, hewan, tumbuhan  harus masih ada pada motif itu. Dan masih banyak motif-motif hias lain.
Berikut ini beberapa contoh
motif bercorak tumbuhan :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh79ycX0p536XmRQocdAn9dFlnBIq8fciLlvZxscKgSglLrDch13u6GeVI9X6o-po3eizog1m7TDHrew7FQrCXwuU4Uooil1RquELNAxSHKJ4oZSyODdiCv7CSVwq5FImkBN5B6g_jmg7lR/s320/motifbunga4.png

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZR5a7T74K0beByStKjzG92jYN0CMgLpH2E2-PwfVwG7qWCbY5JQ-pon_hJBzuoDvIjlcTfkkbmy9CphqhoHXY-ilnmR6XJp9fbAWhi-GXxd6rcwplmPG_IcAGqpo5N9Tcm58E67Sba2nj/s320/motifbunga3.png

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfY_iHZC-k0zEZhmpAreIAjUf5lO63MB4Jw1GXiAmpf88zY7OiIV-Hr6GrfTnd9Dy5aIX1sSM0DRFBWecKvdGBMgrtSNJZaRbOxL7SKjiYPJBnU5sXx0LWebYBjtpWZI5_6CLITdoHSD2l/s320/motifbunga2.png

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4NiCYR5EiHUT-FfH8PXzzpPVVbX8SeYwPlfWdgnOwB6MXX_bLqlH5tAWQuvlR1qVI2CdMe1mMN4-iI_Hq3JuDfK1rRx1prZKqrl0lemdYCZzrGisTRdu9uvYWBAVLLFN9pFSQrxQPDOpE/s320/motifbunga1.png

Motif-motif hias tersebut banyak dijumpai pada kain batik, kain songket, kain tenun, relief candi, dan ukiran wayang. Dalam menggambar dekoratif , bentuk-bentuk yang telah distilir itempatkan pada bidang yang akan dihias agar menjadi lebih indah. Keindahan gambar dekoratif terletak pada komposisi, warna,
garis dan bentuk motifnya. Sedangkan bidang-bidang yang dihias dapat berbentuk lingkaran, segitiga, persegi atau segi lima.


Cara Membuat Batik Dengan Teknik Ikat CelupAdapun persiapan dan tahapan mereka dalam mempraktekkan pembuatan Batik ikat celup adalah sebagai berikut ..... mareee :


 Bahan-bahan yang harus disiapkan :
  1. Kain  atau karung terigu juga boleh ehehe ( untuk bahan yang mau dibuat batik celup )
  2. Dua sendok Garam dan Cuka secukupnya
  3. Dua liter Air untuk satu kemasan warna;
  4. Pewarna dan penguatnya dalam satu kemasan (Wenter ataupun Wantex).

Alat-alat yang digunakan:
  1. Karet gelang;
  2. Kelereng, Uang koin, Batu
  3. Kompor atau tungku pakai kayu bakar heheheh
  4. Bejana (Panci) dapet kriditan juga ngga apa – apa hehehe
  5. Sendok kayu sebagai alat pengaduk ( Centong Pangarihan )
  6. Ember.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhg0iEC3pLHSPyJcy-Op1STFLKVVXGBhALNz6_OvQD6n96md1gFBhcqLL2j7ye-_F1ZsWaD7IkCu1HT5X4SsT2fk2AXumfJs40m-zrWPL_WXeWL2zmO5a60IypIukxxXO49UNCQkMGYGo/s200/batik11.jpg
Cara Membuat Batik Teknik  Ikat Celup
  1. Pastikan kain dalam kondisi bersih bila perlu di cuci terlebih dahulu
  2. Membuat bentuk/desain motif dengan mengikat Kelereng, Uang koin, atau Batu pada beberapa bagian kain menggunakan karet secara kencang dan bervariatif, karet bisa diganti dengan tali, yang penting ikatannya harus kencang
  3. Rebus air menggunakan Bejana (Panci) hingga mendidih, setelah mendidih, campurkan pewarna dan penguat yang berada  dalam satu kemasan Wenter ataupun Wantex, Gunakan satu wadah panci untuk satu warna saja
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWF2aX26O9dKZAx_0tFn3xoTFH_SmZa6GwmeqX7hWlyUvp95D8KPMXGGFvo37m1OoTbwcBxo0sLe3Y3j7LlvHMK6gvswKY5au0oXLNhZ4S9LexwTjVQg0v-CSwJvMuapsPuiGVGjKCkcc/s200/batk22.jpg
    1. Tambahkan garam dua sendok makan dan cuka secukupnya disertai dengan mengaduk larutan hingga merata, garam dan cuka digunakan sebagai tambahan penguat agar warna tidak mudah luntur
    2. Basahi kain yang telah diikati dan dibuat motif dengan air bersih
    3. Celupkan kain tersebut pada cairan warna. Bila menginginkan satu warna, celupkan seluruh bagian kain dalam larutan pewarna yang mendidih.
    4. Aduk dalam waktu 10-30 menit agar warna merata dan merekat kuat;
    5. Bila menginginkan warna lain, langkah pada no. 7 hanya mencelupkan sebagian pada cairan pewarna pertama dan mencelupkan kain yang belum terkena warna pada cairan pewarna lainnya.
    6. Celupkan berkali-kali sesuai jumlah warna yang dikehendaki;
    7. Apabila proses pencelupan warna selesai, kain diangkat dan dibilas menggunakan air dingin yang bersih;
    8. Kemudian sumua ikatan dilepas, kain ditiris dan dikeringkan;
    9. Setelah kering, rapikan dengan menyetrika kain tersebut 
Untuk Cara Membuat Batik Dengan Teknik Ikat Celup ini dapat dibuat dengan kreasi sendiri dengan beberapa ikatan, tidak terpaku pada satu ikatan saja, serta bisa di praktekan pencelupan pada baju atau kaus yang sudah jadi tetapi masih warna polos. Kalau mamang dulu dibuat Baju dan Tas sekolah atau buat hadiah Ulang Tahun Pacar hehehe......
Batik jumputan menjadi salah jenis batik yang saat ini sangat digemari oleh masyarakat. Teknik pembuatan batik jumputan merupakan suatu inovasi dalam dunia perbatikan yang terus mengalami perkembangan. Inti dari teknik tersebut yaitu dengan mengikat kain menggunakan tali kemudian dicelupkan pada bahan pewarna. Itulah kenapa jumputan disebut juga batik ikat celup. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat batik jumputan meliputi kain balco, garam dan cuka, serta pewarna yang dilarutkan dalam air.
Sedangkan peralatan yang dibutuhkan untuk menunjang penciptaan batik jumputan yakni karet gelang, kelereng/ uang koin/ batu, kompor, bejana, sendok kayu untuk mengaduk, dan ember. Kemudian langkah pembuatan batik jumputan meliputi beberapa tahap. Pertama pastikan kain dalam keadaan bersih. Kedua, mendesain dengan cara mengikat kelereng, uang koin, ataupun batu pada bagian kain memakai karet. Pastikan ikatan tersebut benar-benr kencang serta bervariatif. Ketiga, merebus air dalam bejana hingga mendidih.
Selanjutnya campurkan zat pewarna, dua sendok garam, serta cuka dengan takaran secukupnya dan asuk larutan hingga merata. Setelah itu basahi kain dengan air bersih dan celupkan pada cairan berwarna. Lakukan pengadukan dalam selama 20-30 menit agar warna rata serta merekat kuat. Sesudah proses pencelupan warna selesai sesuai dengan kombinasi warna yang dikehendaki, angkat kain batik ikat celup dan bilas memakai air dingin dan bersih.

Grompol
Grompolmerupakansalahsatujenis batik keraton Yogyakarta.Grompolataugromboldalambahasajawaberartiberkumpulataubersatu.Kain batik dengan motif inibiasadikenakanpadasaatupacaraperkawinanoleh orang tuamempelai, baikcalonmempelaiwanita. Motif grompolinimelambangkanharapanpemakaibahwaakanberkumpulsemuasanaksaudaradantamu-tamusehinggapestaperkawinandapatberjalanmeriah. Jugaberkumpulnyasemuahal yang baikyaiturejeki, kebhagiaan, kerukunanhidup, ketentramanuntukkeduakeluargamempelai.Namunjugadenganharapanbahwapasangankeluargabaruitunantisejauhkemanapunperginyatetapakandapatberkumpulataumengingatkepadainduknyaataukeluargabesarnya.

ParangRusak Barong
Parang Barong merupakansalahsatujenis batik keratin Yogyakarta.ParangBarong merupakansalahsatudaribermacam-macam motif parang.Parangberartibesar.Parang barong merupakanmodifikasidari motif parangRusakdenganukuranragamluas motif utamaberukuran 12-15cm. motif parangmerupakan motif geometris yang dalampenataanmotifnyamenerapkanragamhiasmlinjo yang berasaldari kata mlinjo.Tanamanmlinjosangatmerakyatkarenaseluruhbagiannya (daun, bunga, buah, kulitbiji) dapatdimanfaatkan.Selaindaripadaitudiantararagamhiaspokoknyapadaujunglengkunganparangterdapatragamhiasuceng yang merupakanragamhiasyaitustilirandaribungamlinjo.Para Barong biasadikenakanoleh Sultan/Raja sebagaikainkebesaran yang bermaknakekuasaansertakewibawaanseorang Raja.Untuklingkungankraton, motif initidakbolehdipakaioleh orang lain selain Raja dankeluarganya. Motif batik parangrusak barong iniberasaldari kata batukarangdan barong (singa).Parang barong merupakanparang yang paling besardanagung, dankarenakesakralanfilosofinya, motif inihanyabolehdigunakanuntuk raja, terutamadikenakanpadasaat ritual keagamaandanmeditasi.Motif inidiciptakan Sultan AgungHanyakrakusuma yang inginmengekspresikanpengalamanjiwanyasebagai raja dengansegalatugaskewajibannyadankesadaransebagaiseorangmanusia yang kecil di hadapan Sang MahaPencipta.Kata barong berartisesuatu yang besardaninitercerminpadabesarnyaukuran motif tersebutpadakain.Motif parangrusak barong inimerupakanindukdarisemua motif parang.Motif inimempunyaimakna agar seorang raja selaluhati-hatidandapatmengendalikandiri.

Sidomulyo
Batik motif Sidomulyomerupakanjenis batik keraton.Motif batik iniberasaldari Surakarta Jawa Tengah.Motif initermasuk motif lama khas Surakarta, halus, rumitsertamembutuhkankesabarandanketelatenandalampembuatannya.SidodalambahasaJawaberartijadiatauterusmenerus, sedangkanmulyoberartimulia.Kain batik dengan motif sidomulyobiasadipakaiolehmempelaibaikpriamaupunwanitapadasaatupacaraperkawinandenganharapanbahwakelakkeluarga yang dibinaakanterusmenerusmendapatkankemuliaan. Meskipunandaikatamerekadalamhidupinimungkinmendapatkankesulitandankerumitan, tetapidengandoadanusaha yang telatendansabardantekun, makasemuakesulitanakanteratasidanmerekatetapataujadi (sido) dianugerahikemuliaan, atauapabilakain batik inidiberikanataudihadiahkanmelambangkanseseorangmakapemberianinimelambangkandoa yang tulusdanmuliauntuksipemakai.

Batik Dayak Kalimantan Timur
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9Or2awLvd0v3SFjoi9YdPcXY39nVp1Hec31fJ8iLkb4-PZEIndmqbUczBYt8xVtWHZ0t6kcvibNIE65oi2_tRgeHaegdo1knEtur4F-hAEDFm8o6rEompJJy0pBoLgmu3bgeBuq9hX7A/s320/DSCN3106resized.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjraA06NiQXjbwsRzG-Plm9GOIJz1O4OAabyP0d7JOjdsOyLMzRB5N4TZlpP8onf0Y-xiCofRUBAOwRDKQ_9ntFkTQooHXGouy1GUGF0kZGsAH5Zfk-5q2_TBQg2G7w7QcIBV13NxhaYRs/s320/DSC_1520resized.jpg
Batik koleksisendiri
Dalam selembar kain batikKaltim, misalnya, bisa muncul beberapa warna yang kontras khususnya antara warna dasar kain dengan motif, yang tidak akan ditemui pada kain batikdaridaerah lain. Motif yang tertuang pada kain batik Kaltim biasanya juga menggambarkan budaya masyarakatnya, beberapa diantaranya khas kebudayaansuku Dayak seperti bunga-bungaan tipis, tameng, rumah, dan perahu. Suku Dayak Bahau yang tinggal di hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur merupakan salah satu penghasil batik tulis di wilayah Kaltim.
Menurut cerita salah seorang penjaga toko di kawasan Citraniaga, motif batik Kaltim sendiri sebenarnya dapat dibedakan sesuai dengan asal wilayahnya, seperti batik Balikpapan, batik Dayak, dll. Sayangnya masih belum banyak orang yang bisa membedakan motif batik Dayak dengan batik Balikpapan dan wilayah lainnya di Kalimantan Timur. Secaraumum batik kalimantanmemilikiwarna-warna yang elokdanmenarikmata. warnanyalebihberaniseperti shocking pink, hijaustabilo, merahterang, orange dansebagainya. motifnya pun beragamberupamandau (senjatakhassukudayak), burungEnggang/Tingang, Batanggaris, danbalaga.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis SWOT Sendal jepit kain flanel

Mind Mapping B.indo